Pada
pembelajaran filosofi Pendidikan, dapat saya simpulkan bahwasanya perkembangan
Pendidikan di Indonesia mulai zaman kolonial sampai saat ini telah mengalami
progress yang positif. Tugas kita sebagai calon pendidik adalah meneruskan
progress tersebut agar tujuan Pendidikan nasional dapat terwujud sehingga bisa
menciptakan generasi penerus bangsa yang bermutu dan mampu besaing di era
globalisasi. Untuk mencapai itu semua pemerintah khususnya dinas Pendidikan
Indonesia telah memfasilitasi pendidik dengan sebuah kurikulum terbaru yang
disebut dengan kurikulum merdeka. Pada kurikulum tersebut terdapat penekanan
bahwasanya untuk mencetak generasi penerus bangsa harus memperhatikan kondisi
dan potensi yang dimiliki siswa tanpa adanya penekanan dalam proses pembelajaran.
Artinya siswa diberi kemerdekaan dalam menentukan pembelajaran sesuai kemampuan
dan potensinya masing-masing. Peran guru pada pembelajaran hanya sebatas
pendorong dan pengarah alur belajar siswa. Dengan begitu siswa bisa mendapatkan
pembelajaran melalui pengalamanya sendiri dan pembelajaran seperti itulah yang
disebut pembelajaran bermakna dan akan terus tertanam dalam diri siswa.
Rabu, 28 Desember 2022
Kesimpulan
Praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan
1. Apa
praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekaaan?
Jawab:
Praktik
pendidikan sebelum kemerdekaan hanya diberikan untuk kaum bangsawan, rakyat
hanya diberikan pendidikan menulis, membaca, dan menghitung seadanya. Kaum
bangsawan yang mendapat pendidikan nantinya akan mengajarkan ilmunya kembali
kepada rakyat Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda menyediakan sekolah
profesi untuk memenuhi kebutuhan yang saat itu memerlukan guru dan dokter.
Pendidikan yang didapatkan bangsawan Indonesia semata-mata untuk mencari
keuntungan untuk menyukseskan orang Hindia Belanda. Pendidikan yang didapatkan
oleh rakyat Indonesia yaitu; pelatihan menjahit, membuat infrakstuktur, dll.
Pendidikan cenderung meniru pembelajaran barat yang lebih mengutamakan
intelektual bersifat individualism.
Praktik pendidikan sesudah Kemerdekaan semua rakyat Indonesia berhak dan telah mendapatkan pendidikan namun kualitas pendidikan belum merata (masih ada ketimpangan pendidikan di pedalaman dan perkotaan) sarana dan prasarana, fasilitas, akses dan kulitas tenaga pendidik menjadi faktor ketidak meratanya pendidikan. Sekolah profesi sudah banyak di Indonesia, bisa diraih secara bebas oleh rakyat Indonesia. Pendidikan yang didapatkan rakyat Indonesia menjadi bekal untuk menggapai cita-cita atau karir. Pemetaan jurusan di sekolah menengah seperti IPA, IPS, dan Bahasa untuk memetakan minat dan bakat peserta didik. Pendidikan saat ini tak hanya menilai intelektual saja, tetapi membentuk karakter pancasila dan berkebudayaan Indonesia.
Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda lihat dapat melepaskan ‘belenggu’ yang belum memerdekakan peserta didik?
Menurut
pengamatan saya Sudah terlepas dari belenggu karena sudah banyak
model model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik dapat berkembang
sesuai perkembangan zaman dengan dilihat perkembangan kurikulum di Indonesia
sangatlah banyak perubahan yang dimana pembelajaran saat ini sudah tidak ada
tekanan berbeda dengan zaman dahulu yang dimana sekolah dibatasi pada waktu
masa penjajahan. Dengan seiiring perkembangan kurikulum di Indonesia sudah
banyak perubahan perubahan yang mengupayakan peserta didik untuk bisa memilih
sekolah dan pembelajarannya sesuai minat dan bakatnya. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa banyak model model pembelajaran yang bisa membantu
siswa dalam proses belajarnya . Contohnya :
1. 👏Model pembelajaran STEAM yaitu pendekatan
pembelajaran terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir lebih luas tentang
masalah masalah yang terjadi di dunia nyata.
2. 👏Model Environmental Learning yaitu model
pembelajaran yang berbasis lingkungan yang dikembangkan agar peserta didik agar
memperoleh pengalaman lebih berkaitan dengan lingkungan sekitar.
3. 👏 PBL (Project Based Learning) yaitu
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan
suatu produk.
ARGUMEN KRITIS TENTANG GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR
DEWANTARA DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
Ki Hadjar Dewantara adalah bapak pendidikan Indonesia yang dimana beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 mei 1889.Ki Hadjar Dewantara merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan ayahnya bernama Soerjaningrat. Ki Hadjar Dewantara merupakan bangsawan jawa, aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia meliputi kolumnis,politisi dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi dari zaman penjajahan belanda. Ki Hadjar Dewantara dibesarkan dilingkungan keluarga kraton Yogyakarta beliau pada waktu itu mendapatkan pendiikan di ELS (Europeesche Lagere School) yaitu sekolah rendah untuk anak-anak eropa.kemudian ki hajar dewantara mendapatkan kesempatan untuk masuk sekolah STOVIA (School tot Opleiding voor inlandsche artsen) atau yan sering disebut sekolah dokter jawa.Selain mendapatkan pendidikan formal dilingkungan istana paku alam, ki hajar dewantara juga mendapatkan pendidikan formal antara lain:1. Europeesche Lagere School (ELS) atau Sekolah Belanda III.2. Kweek School (Sekolah Guru) di Yogyakarta.3. School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA), sekolah kedokteran yang berada di Jakarta. Pendidikan di STOVIA ini tidak dapat diselesaikan karena beliau sakit.Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.Hal ini dimaksudkan supaya Ki Hadjar Dewantara dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan kemudian melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) tapi lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak bisa dia selesaikan.Ki Hadjar Dewantara kemudian bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara. Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal penulis handal. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya.Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) pada tanggal 25 Desember 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka.Mereka berusaha mendaftarkan organisasi ini untuk memperoleh status badan hukum pada pemerintah kolonial Belanda. Tetapi pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menolak pendaftaran itu pada tanggal 11 Maret 1913 karena organisasi ini dianggap dapat membangkitkan rasa nasionalism dan kesatuan rakyat untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.Semangatnya tidak berhenti sampai sini. Pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan menerbitkan tulisan berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) di mana kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan Seandainya Aku Seorang Belanda dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.Akibat karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo yang merasa rekan seperjuangan diperlakukan tidak adil menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke pulau Banda.Namun mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda karena di sana mereka bisa mempelajari banyak hal dari pada di daerah terpencil. Akhirnya mereka diizinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air.Ki Hadjar Dewantara dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh presiden Soekarno pada 28 November 1959 untuk mengingat jasa jasa Ki Hadjar dewantara maka didirikanlah Museum dewantara Kirti Griya di Yogyakarta.
Sumber Referensi :Yanuarti Eka, (2017). Pemikiran Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya dalam Kurikulum K13 . Jurnal penelitian, 1 (1).Hendratmoko Taufik dkk, (2017).Tujuan Pembelajaran Berlandaskan Konsep Pendidikan Jiwa Merdeka Ki Hajar Dewantara. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 3 (2).
Kesimpulan
Pada pembelajaran filosofi Pendidikan, dapat saya simpulkan bahwasanya perkembangan Pendidikan di Indonesia mulai zaman kolonial sampai saat...
-
1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasi...
-
Pada pembelajaran filosofi Pendidikan, dapat saya simpulkan bahwasanya perkembangan Pendidikan di Indonesia mulai zaman kolonial sampai saat...
-
ARGUMEN KRITIS T ENTANG GERAKAN TRANSFORMASI KI HADJAR DEWANTARA DALAM PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN Ki H...